RSS

Filsafat yunani

FILSAFAT YUNANI
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongeng-dongeng).

Setelah pada abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle, yang nantinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.

Berikut ini terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani lahir :
a.    Kaya akan mitos (dongeng), seperti syair Homerus, Orpheus, dan lain-lain.
b.    Karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang Yunani.
c.     Pengaruh ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia di Lembah Sungai Nil.
Zaman Yunani terbagi Periode Yunani Kuno diisi oleh Ahli pikir alam (Thales, Anaximandros, Pythagoras, Xenophanes, dan Democritus) dan pada Periode Yunani Klasik diisi oleh Ahli pikir seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles.

Yunani Kuno
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Karena pada periode ini ditandai  dengan munculnya para ahli pikir alam. Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil.

Thales (625 – 545 SM)
Thales sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Philosophy, juga menjadi penasihat teknis ke-12 kota Ionia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.

Menurut pendapatnya semua yang berasal dari air sebagai materi dasar kosmis. Dari pendapat itu dapat kita artikan bahwa apa  yang disebut sebagai arche(asas pertama dari alam semesta) adalah air. Katanya, semua berasal dari air, dan semuanya kembali menjadi air. Bahwa bumi terletak di atas air, dan bumi merupakan bahan yang muncul dari air dan terapung di atasnya.

Anaximandros (640 – 546 SM)
Ia merupakan orang pertama yang membuat peta bumi. Pemikiranya, dalam memberikan pendapat tentang arche (asas pertama alam semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati indera, yaitu to apeironi yang tak terbatas.

Phytagoras (+ 572 – 497 SM)
Ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Menurut Aristoxenos seorang murid Aristoteles, Phytagoras pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani.

Pemikiranya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dan perbandingan-perbandingan matematis. Ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri.
Phytagoras lah yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur. Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti:
-          Terbatas – tak terbatas
-          Ganjil – genap
-          Satu – banyak
-          Laki-laki – perempuan
-          Bujur sangkar – empat persegi panjang
-          Diam – gerak
-          Lurus – bengkok
-          Baik – buruk
-          Terang – gelap
-          Kanan – kiri.

Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya. Jumlah dari luas dua sisi sebuah segitiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya  (a2+ b2 = c2).

Xenophanes (570 - ? SM)
Ia lahir di Xolophon, Asia Kecil. Ia lebih tepat dikatakan penyair dari pada ahli pikir (filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis dan mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada saat itu. Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia membantah adanya antropomorfisme Tuhan-tuhan. Yaitu Tuhan digambarkan sebagai seakan-akan manusia. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-anggapan lama yang berdasar pada mitologi.

Heraclitos (535 – 475 SM)
Ia lahir di Ephesus, ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit.

Pemikiran filsafat nya terkenal dengan filsafat menjadi. Ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alsannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada dibelakangnya.

Heraclitos yang mengemukakan pendapatnya bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa arche(asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adana api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api.

Menurut pendapatnya, di dalam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh) yang disebutnya sebagai logos (akal atau semacam wahyu). 

Parmenides (540-475 SM)
Ia lahir di kota Elea, dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being).
Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan.
Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan.

Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat dibagi-bagi karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin.

Zeno (+ 490 – 430 SM)
Zeno lahir di Elea, dan murid dari Parmenides.
Menurut Aristoteles, Zenolah yang menemukan dialektika, yaitu suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau hipotesis, dan dari hipotesis tersebut ditarik suatu kesimpulan.
Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap melawan gerak adalah sebagai berikut:
a.   Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagai hal yang tidak bergerak karena pada setiap saat anak panah tersebut terhenti di suatu tempat tertentu.
b.    Achiles si jago lari yang termasyhur dalam mitologi Yunani tidak dapat menang melawan kura-kura, karena kura-kura berangkat sebelum Achiles, sehingga Achiles lebih dahulu harus melewati atau mencapai titik di mana kura-kura berada saat dia berangkat.

Empedocles (490 – 435 SM)
Lahir di Akragos, pulau Sicilia. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir.

Empedocles sependapat dengan Parmenides, bahwa alam semesta di dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada hal yang hilang. Tetapi ia mempertahankan adanya pluralitas dan perubahan dari hasil pengamatan indera. Realitas tersusun empat unsur, yaitu api, udara, tanah dan air. Kemudian, empat unsur tersebut digabungkan dengan unsur yang berlawanan. Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam semesta ini, yaitu, cinta dan benci. Cinta mengatur ke arah pengabungan, benci mengatur ke arah perceraian atau perubahan.

Anaxagoras (+ 499 – 420 SM)
Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Ionia. Pemikirannya, realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian yang terkecil dari materi sehingga tidak dapt terlihat dan jumlahnya tidak terhingga.

Tentang terbentuk nya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuk nya itu saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom-atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak (atom yang padat).

Anaxagoras mengemukakan yang menyebabkan benih menjadi kosmos adlah nus. Nus, yang berarti roh atau rasio. Tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Nus mengenal dan menguasai segala sesuatu. Karena ajaran Anaxagoras tentang nus inilah, untuk pertama kalinya dlaam filsafat dikenal adanya pembedaan antara yang jasmani dan yang rohani.

Democritus (460 – 370 SM)
Ia lahir di Kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam-macam masalah, seperti kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik, musik, puisi, dan lain-lainnya.

Pemikirannya adalah bahaw realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat kecil yang disebut atom.

Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang kosong. Maka, Democritus berpendapat bahwa realiatas itu ada dua, yaitu atom itu sendiri (yang penuh) dan ruang tempat atom bergerak (yang kosong).

Yunani Klasik
Pada periode Yunani Klasik ini semakin besar minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mngawali periode Yunani Klasik ini adalah Sofisme. Sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya  cerdik pandai. Keahliannya dalam bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama tentang kosmos.

Antara kaum Sofis dengan Socrates mempunyai hubungan yang erat sekali. Mereka itu hidup sezaman, pokok permasalahan pemikiran meraka juga sama, yaitu manusia. Perbedaan antara kaum Sofis dengan Socrates adlah bahwa pemikiran filsafat Socrates sebagai suatu raksi dan kritik terhadap pemikiran kaum Sofis.

Kaum Sofis
Istilah Sofis yang berasal dari kata sophistes mempunyai pengertian seorang sarjana atau cendikiawan.

Terdapat tiga faktor yang mendorong timbulnya kaum sofis, yaitu sebagai berikut :
a.      Perkembangan secar pesat kota Athena dalam bidang politik dan ekonomi.
b.      Kota Athena sebagai pusat politik sehingga peranan pendidikan sangat penting untuk mendidik
       kaum mudanya.
c.  Terbukanya masyarakat Yunani terhadap budaya luar akan membuat orang-orang Yunai   menjadi dinamis dan berkembang.

Salah satu Sofisme adalah Gorgias (480 – 380 SM).

Gorgias (480 – 380 SM)
Ia lahir di Leontinni, Sicilia. Menurut pendapatnya yang penting adalah bagaimana dapat meyakinkan orang lain agar menerima pendapat kita.
Pemikirannya yang penting adalah :
a.       Mencari keterangan tentang asal usul yang ada
b.      Bagaimana peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak berpikir
c.       Norma yang sifatnya umum tidak ada, yanga ada norma yang individualistis (subjektivisme).
d.      Bahwa kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia termasuk penganut Skeptisisme.

Aspek positif dari adanya aliran Sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan Yunani, yaitu suatu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagai objek pemikiran filsafat. Aspek negatifnya aliran Sofisme membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kebudayaan Yunani.

Socrates
Ia anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaanya seorang bidan.  Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang judes (galak dan keras).

Setiap mengajarkan pengetahuannya socrates tidak memungut bayaran kepada murid-muridnya. Maka ia kemudian oleh kaum sofis sendiri dituduh memberikan ajran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia ditangkap dan akhirnya dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM.

Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.

Plato (427 – 347 SM)
Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan Elia.

Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenidas). Pengetahuan yang diperoleh lewat indra disebutnya pengetahuan indra, pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal.

Dunia Ide dan Dunia Pengalaman
Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, serta dunia ide yang bersifat tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.

Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
b.      Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat manusia.
c.       Tuhan hanya dapat diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat, tidak ada anak dan lain-lain.
d.   Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai peraturan.

Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato adalah pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam Polites dan Nomoi.

Konsepnya tentang etika sama seperti Socrates, yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well-being).
Menurut Plato, di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan berikut:
a.       Golongan yang tertinggi (para penjaga, para filsuf)
b.      Golongan pembantu (prajurit, yang bertugas untuk menjaga keamanan negara)
c.       Golongan rakyat biasa (petani, pedagan, tukang)

Tugas negarawan adalah mencipta keselarasan antara semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis.

Apabila suatu negara telah mempunyai undang-undang dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah monarki. Sementara itu, apabila suatu negara belum mempunyai undang-undang dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah demokrasi. Konsep tentang tata negara ini tertera dalam Politea (Tata Negara).

Aristoteles (384 – 322 SM)
ia dilahirkan di Stageira, Yunani Utara pada tahun 384 SM.
Karya-karya Aristoteles berjumlah delapan pokok bahasan sebagai berikut ;
Logika, terdiri dari :
-          Categoriac (kategori-kategori)
-          De interpretatione (perihal penafsiran)
-          Analytics Priora (Analitika logika yang lebih dahulu)
-          Analytica Posteriora (analitika logika yang kemudian)
-          Topica
-          De sophistics elenchis (tentang cara beragumentasi kaum Sofis)

Filsafat Alam, terdiri dari :
-          Phisica
-          De caelo (perihal langit)
-          De generatione et corruption (tentang timbul-hilangnya makhluk-makhluk jasmani)
-          Meteorologica (ajaran tentang badan-badan jagad raya)

Psikologi, terdiri dari :
-          de anima (perihal jiwa)
-          parva naturalia (karangan-karangan kecil tentang pokok-pokok alamiah)

biologi, terdiri dari :
-          de partibus animalium (perihal bagian-bagian binatang)
-          de mutu animalium (perihal gerak binatang)
-          de incessu animalium (tentang binatang yang berjalan)
-          de generatione animalium (perihal kejadian binatang-binatang)

Metafisika, oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau theologica.

Etika, terdiri dari :
-          Ethica Nicomachea
-          Magna moralia (karangan besar tentang moral)
-          Ethica Eudemia

Politik dan ekonomi, terdiri dari :
-          Politics
-          Economics

Retorika dan poetika, terdiri dari :
-          Rhetorica
-          Poetica

Berikut ini akan  kami uraikan tentang beberapa pemikiran Aristoteles yang terdiri dari :
Ajarannya tentang logika

Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi dan aksidensia. Dan dari dua golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu :
1)      Substansi (manusia, binatang)
2)      Kuantitas (dua, tiga)
3)      Kualitas (merah, baik)
4)      Relasi (rangkap, separuh)
5)      Tempat (di rumah, di pasar)
6)      Waktu (sekarang, besok)
7)      Keadaan (duduk, berjalan)
8)      Mempunyai (berpakaian, bersuami)
9)      Berbuat (memmbaca, menulis)
10)  Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles dianggap sebagai Bapak logika tradisional.

a.       Ajaranya tentang sillogisme
b.      Ajarannya tentang pengelompokkan ilmu pengetahuan
Aritoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan.
c.       Ajarannya tentang potensia dan dinamika
hule adalah suatu unsur yang menjadi permacaman. Sementara itu, morfe adalah unsur yang menjadi dasar kesatuan.
d.      Ajarannya tentang pengenalan
e.       Ajarannya tentang etika
f.       Ajarannya tentang negara

Filsafat Hellenisme
Lima abad sepeninggal Aristoteles terjadi kekosongan sehingga tidak ada ahli pikir yang menghasilkan buah pemikiran filsafatnya seperti Plato atau Aristoteles, sampai munculnya filosof Plotinus (204 – 270).

Lima abad dari adanya kekosongan di atas diisi oleh aliran-aliran besar (seperti: Epikurisme, Stoaisme, Skeptisisme, dan Neoplatonisme. Menurut sejarah filsafat, masa ini (sesudah Aristoteles) disebut Hellenisme. Filsafat Hellenisme ini dimulai pada pemerintahan Alexander Agung (356 – 23 SM) atau Iskandar Zulkarnain Raja Macedonia.

Epicurisme
Sebagai tokohnya Epicurus (341 – 271 SM), lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di Athena.

Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Epicurus mengemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia).

Terdapat tiga ketakutan dalam diri manusia seperti berikut ini :
Pertama, manusia takut terhadap kemarahan dewa.
Kedua, manusia takut terhadap kematian.
Ketiga, manusia takut terhadap nasib.

Stoaisme
Sebagai tokohnya adalah Zeno (366 – 264 SM) yang berasal dari Citium, Cyprus. Pokok ajarannya adalah bagaimana manusia dalam hidupnya dapat bahagia. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut manusia harus haromoni terhadap dunia (alam) dan harmoni dengan dirinya sendiri.

a.       Skeptisisme
Tokoh skeptisisme adalah Pyrrhe (360 – 270 SM). Pokok ajarannya adalah bagaimana cara manusia agar dapat hidup berbahagia. Hal ini ia menengarai bahwa sebagian besar manusia itu hidupnya tidak bahagia, sehingga manusia sukar sekali mencapai kebijaksanaan.

Aliran yang lain tingkatannya lebih kecil dari ketiga aliran di atas adalah : Neopythagoras (merupakan campuran dari ajaran Plato, Aristoteles, dan Kaum Stoa).

b.      Neoplatonisme
Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius. Plotinus (204 – 270 SM) lahir di Lykopolis, Mesir. Titik tolak pemikiran filsafat Plotinus adalah bahwa asas yang menguasai segala sesuatu adalah satu.

Pemikirannya, karena Tuhan isi dan titik tolak pemikirannya, Tuhan dianggap Kebaikan Tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua kehendak.

Karena zaman Neoplatonisme ini diwarnai oleh agama, zaman ini disebutnya sebagai zaman mistik. 

Filsafat persia

Agama merupakan sistem yang mengatur tata keagamaan dan peribadatan kepada Tuhan serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungan.[1] Agama-agama yang ada di dunia ini masih tetap bertahan hingga saat ini dan telah berkembang secara pesat. Perkembangan itu diakibatkan karena penyebaran injil yang tak henti-hentinya yang dilakukan oleh para pengikutnya. Agama yang akan di bahas dalam paper ini adalah Agama Zoroaster yang terdapat di Persia. Agama Zoroaster merupakan agama yang peradabannya telah berkembang sejak dulu kala. Ada beberapa hal yang akan dibahas dalam paper ini mengenai Agama Zoroaster yaitu: sejarah dan  ajaran-ajaran utamanya: dewa/dewi, ketuhanan, manusia dan cara-cara hidup yang baik.
            Zoroastrianisme adalah Agama Persia kuno yang mengajarkan bahwa segala yang ada terlibat dalam perebutan yang tak henti-hentinya antara dewa kebaikan dan dewa kejahatan.[2]  Zoroastrianisme berlandaskan pada ajaran Zarathusta. Zarathusta sendiri adalah seorang nabi Persia yang di kenal di negara barat sebagai Zoroaster. Kelahiran Zarathusta diperkirakan pada rentan waktu yang cukup panjang antara tahun 1200 dan 600 SM. Dewasa ini pengkutnya berkisar 200.000 orang. Domisili terbanyak terdapat di daerah India dan Iran.
Filsafat Persia
            Zoroaster adalah seorang imam pengajar. Ajarannya diabadikan dalam 17 puji-pujian yang disebut Gatnas[4].  Puji-pujian yang diabadikan tersebut, tertulis dalam bentuk puisi-puisi yang hanya dimengerti oleh sebagian orang, sehingga sulit untuk di terjemahkan. Penganut Zoroastrianisme beribadat kepada Ahura Mazda di dalam “kuil api”. Kuil api sendiri artinya sebuah tempat dimana api terus menyala sebagai lambang dewa.
Zoroastrianisme menekankan peran Ahura Mazda, sebagai pencipta yang baik tanpa ada kejahatan di dalamnya. Dengan kata lain Zoroastrianisme mengajarkan kebaikan dan kejahatan memiliki sumber-sumber yang berbeda. Di sini sang penciptaan Mazda menjadi pelindung atas kejahatan yang berusaha menghancur-kan. Teks yang paling penting dari agama ini adalah dari Avesta.
Zoroastrianisme merupakan ajaran yang sangat kuno, dalam masyarakat Irak. Ajaran ini disebut juga sebagai agama nasional Irak selama berabad-abad sebelum terpinggirkan oleh agama Islam pada abad ke-7.[5] Sebutan untuk pengikut ajaran ini disebut juga dalam bahasa Inggris, yakni Zoroaster, Zarathustrian atau Behdin, yang berarti pengikut Daena.

Keberadaan, Perkembangan Zoroastrianisme
Zoroastrianisme merupakan salah satu ajaran tertua yakni sekitar awal milenium pertama SM. Sejarah Herodotus (akhir 440 SM) menjelaskan bahwa masyarakat Iran Greater mengenal Zoroaster pada periode awal zaman Achaemenid (648-330 SM), khususnya yang berkaitan dengan peran orang Majus. Menurut Herodotus, orang Majus adalah suku keenam dari median (sampai penyatuan Kerajaan Persia di bawah pemerintahan kaisar Cyrus Agung, di mana semua Iran disebut sebagai "Mede" atau "Mada" oleh bangsa-bangsa Dunia Kuno).

Walaupun tidak dijelaskan Cyrus II adalah seorang Zoroaster, namun pengaruh ajaran Zoroastrianisme kemudian yang memungkinkan Koresy membebas-kan orang-orang Yahudi dari penawanan dan memungkinkan untuk kembali ke Yudea, ketika kaisar Cyrus agung mengalahkan Babel pada tahun 539 SM. 
Kemudian zaman kaisar. Menurut prasasti Behistum, Darius adalah pemuja Ahura Mazda. Setelah Darius I, dalam prasasti Achaemenid, kaisar Akhemenid mengakui pengabdiannya kepada Ahura Mazda, yang kemudian dikenal dalam sejumlah teks Zoroaster Avesta.  Kemudian pada pemerintahan Siculus, Raja sekitar tahun 60 SM muncul untuk mendukung Zoroaster.[6]
Ajaran-ajaran
Dewa-dewa
Dewa yang baik dalam agama ini dapat disebut Ahura Mazda, dewa kebijaksanaan. Ahura Mazda adalah dewa tertinggi yang menjadi simbol. Nama Ahura Mazda berarti “Dewa Tertinggi” atau ”Dewa Kebijaksanaan” dan ia juga sebagai pencipta, dewa kebaikan, yang semua orang menyembah kepadanya.
              Hal itu dapat dikatakan, bahwa Zoroaster menyangkal/meniadakan perwujudan dari berbagai dewa dan iblis. Pemeluk agama ini tidak begitu percaya akan Ahura Mazda memerintah segalanya, sehingga mereka juga mengakui bahwa kekuatan iblis berasal dari Dewa Angra Mainyu/ Ahriman. Hal inilah yang dipercayai pemeluk agama ini yaitu ada dua kekuatan yang menguasai dunia ini, yaitu kebaikan di bawah Ahura Mazda dan kejahatan di bawah Angra Mainyu. Jika menggunakan pengetian seperti di atas maka pandangan seperti ini dapat dikatakan sebagai Dualisme.
            Para peneliti dan pengikut sependapat, Zoroastrianisme  dibandingkan dengan Kekristenan, dimana dengan adanya sebuah Doktrin Trinity dan meyakini adanya kekuatan jahat, dapat disamakan sebagai monotheisme.

Pengikut Zoroaster percaya juga pada 6 kekuatan roh, yaitu sesuatu yang bukan Tuhan dan juga tidak tepat jika dikatakan makhluk. 6 Roh tersebut adalah, sbb:[7]
1. Vohu Mada yaitu roh yang memiliki jiwa berbudi dan mati di surga. Kadang-kadang dia disebut pikiran yang baik atau penglihatan yang baik, dan dia  akan memberikan dua macam kebijaksanaan pada siapa yang memperhatikannya. Vohu Mada mengharuskan Umat Zoroaster mengorbankan binatang untuknya,  sekarang umat mempersembahkan susu dan mentega dalam ritual.
2. Kshathra yaitu roh yang mahamulia dan pejuang kerajaan yang membela orang miskin. Dia kadang-kadang disebut KebaikanDominion Ahura Mazda.
3. Asha Vahista yaitu dewa pembela perintah-perintah dunia dan memerangi iblis. Dia adalah roh kebenaran dan keadilan, yang memilki tujuan untuk memerangi kebohogan.
4. Armati yaitu penyokong kebijaksanaan di bumi, merupakan roh wanita dari devosi yang kudus dan pemikiran yang benar
5. Haurvatat yaitu roh yang membawa kemakmuran, kemurnian dan  kesehatan. Ia juga dalam komando air dan ia menggambarkan air dalam upacara Yana.
6. Ameretat yaitu roh yang memberikan kehidupan yang kekal, atau setidak-tidaknya umur yang panjang, atau petunjuk agar memiliki umur yang panjang untuk kehidupan yang kekal. Dia menggambarkan Haoma dalam upacara Yasna. Ameretat dan Haurvatat hamper selalu berpasangan.
7.  Roh Kudus
Spenta Mainyu, Roh Kudus dewa, merupakan sebuah konsep yang bertalian. Dia tidak dianggap satu dari Amesha Spentas, karena sifatnya hampir serupa dengan Ahura Mazda dan dia memiliki tujuan yang sama dengannya. Spenta Aminyu tidak memiliki kehidupan yang berbeda dari Ahura Mazda, tetapi  mengalami penambahan roh, karena kehadirannya menolong pendistribusian seluruh ciptaan dari Ahura Mazda. Dia juga menolong menyempurnakan realisasi diri ilahi Ahura Mazda.[8]

Penciptaan Alam Semesta dan Manusia
            Orang kuno iran mempercayai, bahwa langit adalah bagian pertama dari penciptaan dunia. Digambarkan bahwa bumi terbuat dari lingkaran pelindung dari batu kristal, kemudian berubah lagi menjadi besi. Penciptaan berikutnya adalah air, setelah bumi. Lalu muncul lagi tumbuhan dan hewan. Manusia diciptakan pada hari ke-6, dan api diciptakan terakhir kali.
            Gunung dipercayai oleh mereka tumbuh dari permukaan bumi, yang awalnya bumi ini datar. Menurut kitab Avesta gunung pertama kali dapat tercipta setelah 800 tahun berjalan. Air juga merupakan salah satu hal terpenting dalam agama ini. Menurut kitab suci Avesta, air dilambangkan sebagai pembawa kehidupan. Sungai yang terutama bernama sungai Harahvaiti.
Selain itu juga ada juga tumbuhan. Mereka menyimbolkan sebagai pohon yang timbul di tepi sungai atau aliran air. Pohon itu disimbolkan sebagai benih dari kehidupan yang mendapat makanan dari aliran sungai tersebut. Ada juga hewan yang pertama kali diciptakan. Hewan itu sejenis dengan sapi. Pusat dari keberadaan hewan ini terdapat di sebelah timur sungai.
Manusia juga salah satu dari proses penciptaan. Dalam kitab Yasht, digambarkan seseorang pria yang berperawakan tinggi dan terang bagaikan matahari. Dewa Angra Mainyu membunuh manusia pertama itu yang bernama Gayomartan. Dari peristiwa itu selama lebih dari 40 tahun barulah muncul manusia baru, yang diperkirakan sebagai orang pertama, yaitu Mashya dan Mashyanang.

Filosofi Umat Zoroaster
            Filosofi umat Zoroaster tersusun 2 bagian: etika dan eskatologi
a) Etika
            Dalam Agama Zoroaster, hidup yang ideal dapat disimpulkan secara sederhana dalam 3 cara hidup yang baik yaitu: pikiran yang baik, perkataan yang baik, dan perbuatan yang baik.[9]

  b) Akhir Zaman
            Pada saat kematian, orang akan berdiri  dihadapan Sraoha (kepatuhan terhadap Tuhan), Rashnu (keadilan), dan Mithra (kebenaran).[10] Jika seseorang dapat membuktikan bahwa dia memiliki perbuatan baik  yang lebih banyak daripada perbuatan yang buruk, maka ia akan diselamatkan. Jika perbuatan yang baik seimbang dengan perbuatan yang buruk, orang akan melanjutkan ke penghakiman yang terakhir di sebut Hamestaken

Kesimpulan
Dalam perjalanannya, zoroastrianisme mengalami perkembangan dan tergeser oleh keberadaan Agama Islam. Tergesernya agama ini dikarenakan oleh banyaknya kesamaan dari kedua agama ini dan penyebaran agama juga menjadi kendala yang terutama. Agama Zoroaster dengan dewa tertngginya adalah Ahura Mazda tetap ada sampai saat ini. Mereka berada di Tehran, Iran ataupun di India.
Agama zoroaster sendiri merupakan agama yang mengajarkan tentang kebaikan dan kepatuhan dalam menyembah dewa tertinggi. Memang dalam perjalanannya para pemeluk tidak dapat terpisah oleh dua hal yang ada di dunia ini yaitu kejahatan dan kebaikan. Sehingga yang dituntut dari para pemeluk adalah kepatuhan hati untuk menyembah dewa Ahura Mazda, karena hanya dengan menyembah dewa ini maka pemeluk akan memperoleh keselamatan.

Filsafat India

Filsafat India dibagi atas lima periode besar. Yaitu :Zaman Modern (setelah 1757)

1.     Zaman Weda (2000 - 600 SM)

Bangsa Aryam masuk ke India dari utara, sekitar 1500 SM. Literatur suci mereka disebut Weda, yang terdiri dari Samhita, Brahmana, Aranyaka, dan Upanisad. Samhita memuat Rigweda (kumpulan pujian-pujian), Samaweda (himne-himne liturgis), Yajurweda (rumus-rumus korban), dan Artharwaweda (rumus-rumus magis). Brahmana, Aranyaka, dan Upanisad memuat komentar-komentar pada semua literatur. Upanisad merupakan yang terpenting dari filsafat India, yang sepanjang sejarah India merupakan sumber yang sangat kaya untuk inspirasi dan pembaharuan.

Tema yang menonjol untuk Upanisad adalah ajaran tentang hubungan Atman dan Brahman. Atman adalah segi subjektif dari kenyataan, "diri" manusia. Sedangkan Brahman adalah segi objektif, makrokosmos, alam semesta. Upanisad mengajarkan bahwa Atman dan Brahman memang sama dan bahwa manusia mencapai keselamatan (moksa, mukti) kalau ia menyadari identitas Atman dan Brahman.

2.     Zaman Skeptisisme (600 SM – 300 M)

Sekitar tahun 600 SM mulai suatu reaksi, baik terhadap ritualisme imam-imam maupun terhadap spekulasi hubungan dengan korban para rahib. Para imam mengajarkan ketaatan pada kitab suci, tetapi para rahib mengajarkan suatu metafisika dimana ketaatan ini mengganggu kebaktian kepada dewa-dewa. Reaksi ini dating dalam berbagai bentuk. Tetapi, yang terpenting diantaranya adalah Buddhisme, ajaran dari Gautama Buddha, yang memberi pedoman praktis untuk mencapai keselamatan dan mengajarkan secara nyata bagaimana manusia dapat mengurangi pemderitaannya dan bagaimana ia mencapai terang budi yang membawa keselamatan.

Reaksi lain adalah kebaktian yang lebih eksklusif kepada Siwa dan Wisnu dan juga Jainisme dari Mahawira Jina. Keduanya merupakan bentuk agama yang menarik daripada ritualisme dan spekulasi dari imam dan para rahib. Sebagai kontra-reformasi, munculah hinduisme resmi enam sekolah ortodoks (disebut ortodoks karena Buddhisme dan Jainisme yang tidak berdasarkan Weda dianggap bidah).  Sekolah itu adalah Saddharsana (Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Purwa-Mimamsa, dan Ynana). Adalah yang terpenting dari sekolah itu adalah Samkhya (artinya jumlah)dan Yoga (dari kata "juj", menghubungkan). Yoga mengajarkan suatu jalan (marga) untuk mencapai kesatuan dengan ilahi. Samkhya mengajarkan sebagai tema terpenting hubungan alam-jiwa, kesadaran-materi.

3.     Zaman Puranis (300 – 1200)

Setelah tahun 300, Buddhisme mulai lenyap dari India. Pemikiran India dalam abad pertengahan dikuasai oleh spekulasi teologis, terutama mengenai inkarnasi dewa-dewa. Contoh cerita tentang inkarnasi dewa-dewa terdapat dalam dua epos besar, Mahabharata dan Ramayana.

4.     Zaman Muslim (1200 – 1757)

Dua nama yang menonjol dalam periode muslim yaitu Kabir (pengarang syair) yang mencoba mengembangkan suatu agama universal, dan Guru Nanak (pendiri aliran Sikh) yang mencoba menyerasikan Islam dan hinduisme.

5.     Zaman Modern (setelah 1757)
Zaman Modern (setelah 1757)

Zaman modern adalah zaman pengaruh Inggris di India mulai tahun 1757. Periode ini memperlihatkan kembali nilai-nilai klasik India, bersama dengan pembaharuan sosial. Nama penting dalam periode ini adalah Raja Ram Mohan Roy (1772-1833) yang mengajarkan monoteisme berdasarkan Upanisad dan suatu moral berdasarkan Khotbah di Bukit dari Injil, Vivekananda (1863-1902) yang mengajarkan semua agama benar tetapi agama Hindu paling cocok di India, Gandi (1869-1948), dan Rabindranath Tagore (1861-1941) sang pengarang syair dan penmikir religius yang membuka pintu untuk ide-ide luar.

Sejumlah pemikir India zaman sekarang melihat banyak kemungkinan untuk dialog antara filsafat Timur dan filsafat Barat. Radhakrishnan (1888-1975) mengusulkan pembongkaran batas-batas ideologis untuk mencapai suatu sinkretisme hindu-kristiani, yang dapat berguna sebagai pola berpikir masa depan seluruh dunia. Pemikir-pemikir lain tidak begitu optimis dengan kemungkinan ini. Menurut mereka, perbedaan antara corak berpikir Timur dan Barat terlalu besar untuk mengadakan suatu interaksi, dalam arti "saling melengkapi". Filsafat India dapat belajar dari rasionalisme dan positivisme Barat. Filsafat Barat dapat belajar dari intuisi Timur mengenai kesatuan dalam kosmos dan mengenal identitas mikrokosmos. Mungkin, filsafat Barat terlalu duniawi sedangkan filsafat Timur terlalu mistik.i, dalam arti "saling melengkapi".