RSS

Kebangkitan Umat Muslim di Dunia Pada tahun 2020


United States -  Central Intelligence Agency, CIA Merilis News Mengenai Kebangkitan Umat Muslim di Dunia pada tahun 2020 Mendatang. Saat di Konfirmasi Mengenai Alasan Atas Kebangkitan Umat Muslim di Dunia Pada tahun 2020 Mendatang, Pejabat Senior CIA Yang enggan di Sebutkan namanya, Mengatakan Bahwasanya;

'' Kebangkitan Umat Muslim di Dunia nanti Pada Tahun 2020 di karenakan akan segera Munculnya Sosok Al-Mahdi

(Imam Mahdi) dan Isa Putra Maryam (Nabi Isa / Yesus Kristus), Yang ingin menegakkan Keadilan di Dunia akbiat Ulah Kaki Tangan Sang Messiah Palsu alias Si Mata Satu (All-Seeing Eyes / Ad Dajjal) Yang Telah Membuat Umat Manusia JAUH dari Tuhan YME.''

Source : - https://www.cia.gov/index.html

Wahai Umat Muslim di Seantero Dunia, Sadarlah, bangunlah dari Tidur anda, bangun dari Tipu Daya Setan Yang Membuat anda Sibuk akan Dunia dan Lupa akan Tuhan YME.....

Jangan Lupa Shalat  fardhu 5 Waktu dan Sunnah, dan Jangan Lupa Pula setelah shalat untuk  Membaca Surat Al-Kahfi agar bisa di Mantapkan Hati dan  Pendirian kita dari Bujuk Rayu Dajjal...

Jangan Lupa Pula Agar kita Memohon kepada Allah SWT untuk Segera Di Datangkannya Imam Mahdi dan Nabi Isa untuk Melawan Dajjal dan Anak Buahnya....




Ungkapan seorang istri tahanan Muslim (aktivis Hizbut Tahrir) yang ditahan di penjara Thaghut di Maroko


(Arrahmah.com) - Ini adalah ungkapan hati seorang Muslimah yang suaminya ditangkap oleh anshorut thoghut. Suaminya bernama Thami Najim, salah satu anggota top Hizbut Tahrir ditangkap di Maroko pada (3/2/2012) lalu. Najim dulu tinggal di Denmark, ia aktif berdakwah, dan menyeru orang-orang kepada Islam, sering berceramah di Denmark, menyebarkan Islam.
Berikut ini adalah ungkapan Ummu Jihad, istri Thami Najim dalam sebuah video yang dipublikasikan diYouTube, meminta bantuan untuk pembebasan suaminya. Najim ditangkap atas tuduhan terlibat "kegiatan terorisme" karena geraknya dalam menyebarkan Islam dan keterkaitannya dengan Hizbut Tahrir, organisasi Islam yang dianggap pemerintah Maroko sebagai “organisasi keras” dan ia telah ditahan tanpa tuduhan yang sah, karena faktanya tidak melakukan kejahatan apapun, namun hanya karena ia seorang Muslim dan sangat peduli dengan agamanya. Kini Najim masih ditahan di penjara Thaghut.
***
As salamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Namaku adalah Ummu Jihad, aku adalah seorang ibu dari 4 anak, yang paling tua berusia 9 tahun dan yang paling muda berusia 2, 5 tahun.
Aku menikah dengan seorang Insinyur, Thami Najim.
Hari Jumat, 3 Februari 2012 sekitar pukul 7:30 malam, suamiku ditangkap dan dibawa dari rumah kami.
Ini terjadi tanpa pemberitahuan apapun sebeumnya.
Dan tanpa bukti apapun tentang mengapa suamiku ditangkap.
Kemudian, ternyata alasan atas penangkapannya adalah karena aktivitasnya dengan Hizbut Tahrir, yang diberi label oleh negara ini (Maroko) sebagai "kelompok kekerasan".
Tahu benar, suamiku tidak pernah mengambil bagian dari akitivitas kekerasan.
Ia membawa pemikiran politik Islam yang ia seru kepada orang lain dengan memperindah kata dan lisan yang dapat dipercaya.
Ia tidak beriman kepada kediktatoran, sekulerisme maupun aturan-aturan yang lainnnya selain apa yang Allah telah Allah wahyukan.
Jadi, berdasarkan Pemerintah ini, "dosanya" adalah bahwa ia adalah seorang Muslim yang memiliki kecemburuan untuk agamanya (Islam) dan atas keimanannya terhadap hukum-hukum Allah dan usahanya untuk membangun kembali jalan hidup Islami dengan bekerja bersama Hizbut Tahrir, yang mana setiap orang dapat menyaksikan sifat politiknya.
Apakah demokrasi memberikan hak untuk menolak orang lain, semata-mata berdasarkan fakta mereka membawa pemikiran yang berbeda-beda?
Dan apakah demokrasi dan kebebasan di Pemerintahan ini (di Maroko) mengizinkan menahan mereka yang menyeru kepada Islam dan menyeru untuk menerapkan hukum-hukum Allah?
Saya menyeru kepada semua menteri, kepada siapa yang memiliki sesuatu untuk dikatakan, dan kepada siapa yang memiliki hari nurani yang sehat. Apakah itu para pemerhati hak asasi manusia, media, individu atau kelompok-kelompok.
Mereka semua memiliki tanggungjawab untuk membawa kembali suamiku yang tertindas dan untuk mencarikan solusi permanen untuk mencegah tindakan semacam ini terjadi lagi.
Dan aku menyeru kepada rakyat negeri ini, untuk berdiri bersama-sama dengan anak bangsa ini (suami Ummu Jihad), salah seorang yang memperhatikan negaranya dan rakyat negara ini.
Dan mereka melakukan apa saja yang mereka mampu dalam pikiran mereka untuk membebaskan suamiku yang tertindas dari penjara.
Sehingga, anak-anak kecilnya dapat memeluknya lagi, karena mereka merindukannya setiap hari.
wa salamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

FAKTA-FAKTA KEDEKATAN BOEDI OETOMO DENGAN FREEMASON




PertamaKedekatan BO dengan Freemason terlihat pada masa-masa awal BO didirikan. Kongres pertama BO yang berlangsung pada 3-4 Oktober 1908 di Jogjakarta awalnya ingin dilaksanakan di Loge milik Freemason. Namun, karena loge tersebut telah lebih dulu dipakai untuk acara pameran lukisan, kongres BO yang rencananya diadakan di loge tersebut urung dilaksanakan. ”Adapoen roemah jang patut akan tempat kongres itu sebetoelnya logegebouw (bangunan loge Freemasonry, pen) orang Banjak di Djokja menamakan dia “roemah setan”, akan tetapi sajang pada waktu itoe roemah soedah diizinkan kepada seorang toean, akan diadakan tentoonstelling (pameran) gambar-gambar…” demikian seperti dikutip dari buku Pitut Soeharto dan Drs A Zainoel Ihsan, ”Cahaya Di Kegelapan: Capita Selecta Kedua Boedi Oetomo dan Sarekat Islam. ”

Kedua, Kedekatan BO dengan organisasi Freemason dan Theosofi juga bisa dilihat setahun setelah berdirinya organisasi tersebut. Buku Soembangsih Gedenkboek Boedi Oetomo 1908-1918 yang diterbitkan di Amsterdam, Belanda, untuk mengenang 10 tahun berdirinya BO, memuat laporan bahwa pada 16 Januari 1909, di Loge de Ster in het Oosten (Loji Bintang Timur), Batavia, ratusan anggota BO berkumpul untuk mendengarkan pidato umum dari Dirk van Hinloopen Labberton, orang Belanda yang disebut oleh aktivis BO sebagai ”Bapak Kebatinan” yang kemudian menjadi Ketua Nederlandsche Indische Theosofische Vereeniging (Theosofi Cabang Hindia Belanda).

….Pada 16 Januari 1909, ratusan anggota Boedi Oetomo berkumpul untuk mendengarkan pidato Dirk van Hinloopen Labberton, Ketua Theosofi Cabang Hindia Belanda..

Dalam pidato berjudul ”Theosofische in Verband met Boedi Oetomo” (Theosofi dalam Kaitannya dengan Boedi Oetomo), Labberton bicara tentang masalah agama, tujuan Theosofi, dan hubungannya dengan hari depan bangsa Jawa. Labberton mampu membuat para anggota BO untuk tertarik masuk sebagai anggota organisasi kebatinan Yahudi tersebut. Labberton pada waktu itu adalah anggota Komisi Bacaan Rakyat (Volks Bibliotheek) yang mempengaruhi berdirinya BO. Labberton menyebut berdirinya BO sebagai ”kesadaran moral”.

Mengapa acara ceramah umum (openbare) tersebut diadakan di loge Freemason? Karena antara Freemason dan Theosofi tak jauh beda. Pada masa lalu, anggota Freemason juga aktif di Theosofi, begitupun sebaliknya. Yang cukup mengejutkan, seolah sudah ada yang merencanakan, lokasi tempat diadakannya ceramah umum Labberton yang dulu bernamaVrijmetselarijweg (Jalan Freemasonry), saat ini berganti nama menjadi Jalan Budi Utomo.

Selain Labberton, tokoh lain yang dekat dengan Boedi Oetomo adalah Godard Arend Hazeau, Penasihat Urusan Pribumi Pemerintah Hindia Belanda. Hazeau datang ke Indonesia dengan bekerja sebagai guru Willem III Grammar School dan asisten Snouck Hurgronye. Hal yang menjadi perhatian Hazeau adalah pendidikan yang netral atau bahkan bercorak Kristen untuk para murid Islam. Selain itu, Hazeau juga banyak memberikan masukan terhadap pemerintah kolonial terkait bagaimana pemerintah bersikap terhadap organisasi pergerakan nasional yang bercorak Islam, seperti Sarekat Islam, dan organisasi Islam lainnya yang dipandang fanatik dan ekstrem. Sikap berbeda ditunjukkan Hazeau terhadap Boedi Oetomo, yang banyak mendapat perhatian lebih, karena kesamaannya dalam memandang pergerakan Islam.

Ketiga, Bukti lain mengenai kedekatan BO dengan Freemason bisa dilihat dari kiprah Paku Alam V, yang merupakan anggota Freemason, yang banyak membantu terselenggaranya kongres Boedi Oetomo di Surakarta. Kongres yang pernah diadakan di loge milik Freemason banyak dihadiri oleh para aktivis kebangsaan yang juga anggota Freemason. Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdurachman Surjomihadrjo, dalam Kata Pengantar buku ”Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918”, karya peneliti Jepang, Akira Nagazumi, mengatakan, “Paku Alam memberikan pengaruh pada terselenggaranya kongres-kongres Boedi Oetomo, khususnya mereka yang ada hubungannya dengan gerakan Mason (Freemasonry). ” Penjelasan serupa juga ditulis Abdurrachman Surjomihardjo dalam buku ”Budi Utomo Cabang Betawi” yang menyebut Paku Alam VII mengizinkan Loge Mataram dijadikan tempat kongres BO kedua.

Keempat, Fakta sejarah lainnya mengenai kedekatan BO dengan Freemason dan Theosofi adalah pertemuan akbar yang dilakukan dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1918. Acara peringatan tersebut diadakan di Belanda, di sebuah loge milik Theosofi. Mereka yang berkumpul dalam perayaan tersebut selain para aktivis Freemason Belanda, juga dihadiri oleh tokoh-tokoh nasionalis-Jawa seperti Ki Hadjar Dewantara dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Surat Kabar Oedaya pada 1923 memuat foto para aktifis BO dan Theosofi dengan tulisan ”Masyarakat Indonesia Memperingati 10 Tahun Boedi Oetomo di rumah (loge, red) Theosofi, Mei 1918 di Negeri Belanda. ”

Kelima, Kedekatan BO dengan Freemason juga bisa dilihat dalam paper berjudul The Freemason in Boedi Oetomo yang ditulis oleh C. G van Wering pada 1979. ven Wering menulis tentang elit power atau intelektual dari kalangan priayai Jawa, yang kebanyakan aktifis BO, sekaligus anggota Freemason. Tulisan van Wering ini dikutip dalam buku buku biografi Dr Radjiman Wediodiningrat berjudul ”DR. K. R. T Radjiman Wediodiningrat Perjalanan Seorang Putra Bangsa 1879-1952. ”

PARA KETUA BOEDI OETOMO ADALAH ANGGOTA FREEMASON


Ketua BO yang sangat kental dengan pemikiran Freemason dan Theosofi adalah Radjiman Wediodiningrat. Radjiman menjadi ketua BO pada periode 1914-1915. Ia masuk menjadi anggota Freemason pada 1913, selain juga aktif dalam perkumpulan Theosofi. Radjiman adalah orang pribumi yang mendapat kehormatan dari Freemason Hindia Belanda dengan dimuatnya artikel karyanya berjudul ”Een Broderketen Volks (Persaudaraan Rakyat)” dalam buku ”Kenang-Kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917”. Tentu, jika bukan bagian dari orang-orang penting dalam jaringan Freemasonry, tulisan Radjiman tak mungkin dimasukkan dalam buku yang menjadi bukti sejarah keberadaan para Mason di Hindia Belanda ini.

Radjiman adalah seorang Mason yang menjadi salah satu the founding fathers negeri ini, tokoh yang pernah memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam catatan sejarah, persidangan yang dipimpin Radjiman ini tercatat sebagai awal dari lahirnya dasar negara Indonesia, Pancasila, setelah sebelumnya masing-masing kelompok berdebat dan mengajukan usulan soal asas negara. Tokoh-tokoh Islam seperti M Natsir mengajukan Islam sebagai dasar negara, sedangkan tokoh-tokoh nasionalis-sekular mengajukan ideologi Pancasila.

Para ketua BO lainnya juga adalah anggota Freemasonry, seperti R. A Tirtokoesoemo, ketua BO pertama (1908-1911) yang juga pernah menjadi bupati Karang Anyar, Pangeran Ario Notodirodjo (Ketua BO kedua tahun 1911-1914), dan R. M. A Soerjosoeparto alias Mangkunegara VII (Ketua BO keempat tahun 1915-1916). RM Tirtokoesoemo dan Pengeran Ario Notodirodjo adalah anggota Freemasonry Loge Mataram Yogyakarta. Ketua BO selanjutnya, meski tak menjadi anggota Freemason, tetapi menjadi anggota Theosofi, seperti M Ng Dwijo Sewojo (1916), dan R. M. A Woerjaningrat (1916-1921).

….Boedi Oetomo makin tidak berpihak kepada umat Islam. Karena itu, masa-masa yang genting dari organisasi ini selalu meminggirkan aspirasi umat Islam….


Dalam perjalanan sejarahnya kemudian, BO makin terlihat tidak berpihak kepada umat Islam. Karena itu, masa-masa yang genting dari organisasi ini adalah ketika berhadapan dengan umat Islam yang merasa keberadaan dengan sikap BO yang selalu meminggirkan aspirasi umat Islam. Karena itu, di beberapa daerah yang menjadi basis umat Islam seperti Batavia, Boedi Oetomo sulit untuk mendapatkan pengaruh.

Upaya untuk mengajak BO agar berpihak pada umat Islam bukan tak pernah dilakukan. Mohammad Tohir, seorang anggota organisasi ini bahkan pernah mengusulkan kepada BO untuk membantu masjid-masjid agar bisa meraih simpati umat Islam. Namun, usulan ini ditolak dan organisasi ini tetap pada pendiriannya yang “netral agama”. Usaha untuk menarik simpati umat Islam ini ditentang oleh Radjiman Wediodiningrat.

Tokoh BO lainnya, Tjipto Mangoenkoesoemo, juga begitu sinis dalam memandang Pan-Islamisme. Pada tahun 1928, Tjipto berkirim surat kepada Soekarno yang isinya mengingatkan kaum muda untuk berhati-hati akan bahaya Pan-Islamisme yang menjadi agenda tersembunyi H. Agus Salim dan HOS Tjokroaminoto. Tjipto khawatir, para aktivis Islam yang disebut akan mengusung Pan-Islamisme itu bisa menguasai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jika mereka berhasil masuk ke dalam PPKI, Tjipto mengatakan, cita-cita gerakan kebangsaan akan hancur.

MELURUSKAN KEKELIRUAN HARKITNAS


Sejarah memang ditentukan oleh mereka yang berkuasa. Jika pada masa lalu, kelompok nasionalis-sekular yang berada dalam pengaruh Freemason dan Theosofi, didukung oleh elit-elit kolonial, berhasil menentukan siapa aktor dan tokoh dalam panggung sejarah di negeri ini, maka sudah saatnya ketika umat Islam memiliki akses ke jantung kekuasaan, mempunyai ikhtiar untuk meluruskan sejarah yang penuh selubung dan distorsi ini. Fakta sejarah harus diungkap dengan tinta emas berlapis kejujuran, bukan dengan tinta hitam yang sarat kepentingan.

Jika BO didirikan pada 1908, maka jauh sebelum itu, tanggal 16 Oktober 1905 sudah berdiri Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surakarta yang didirikan oleh Haji Samanhoedi. SDI jelas mempunyai arah perjuangan memajukan ekonomi pribumi dan melawan hegemoni asing. SDI bercorak Islam dan nasionalis, tidak tersekat-sekat dalam kedaerahan yang sempit. SDI yang kemudian pada 10 September 1912 menjadi Sarekat Islam (SI), meletakkan dasar perjuangannya atas tiga prinsip dasar, yaitu: Pertama, asas agama Islam sebagai dasar perjuangan. Kedua, asas kerakyatan sebagai dasar himpunan organisasi. Ketiga, asas sosial ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang umumnya berada dalam taraf kemiskinan dan kemelaratan.

Mengenai alasan menjadikan Islam sebagai asas gerakan, baik H. Samanhoedi ataupun para tokoh Sarekat Islam lainnya, beralasan agar ruh Islam menyatu dalam setiap langkah pergerakan. Selain itu, hal ini juga untuk menunjukkan sikap kepada Belanda, yang berupaya menjauhkan Islam dari politik. (Lihat: M.A. Gani, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, hal. 15)

SDI yang kemudian menjadi SI lebih jelas mengedepankan kepentingan Islam-nasional-pribumi dan tidak dibentuk oleh kepentingan kolonial. Bahkan, SI jelas-jelas menolak segala pelecehan terhadap Islam yang ketika itu marak dilakukan oleh kelompok Boedi Oetomo. Karena itu, menjadikan BO sebagai organisasi yang melandasi kebangkitan nasional adalah sebuah distorsi sejarah, bahkan bisa disebut sebagai “de-islamisasi” fakta sejarah.

Usaha untuk menjadikan sejarah berdirinya SDI sebagai Harkitnas pernah diusulkan oleh umat Islam. Pada Kongres Mubaligh Islam Indonesia di Medan tahun 1956, umat Islam mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan tanggal berdirinya SDI sebagai Harkitnas berdasarkan karakter dan arah perjuangan SDI. Sayang, usulan itu sampai saat ini belum jadi kenyataan.

….Tanggal berdirinya Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional adalah keliru, karena Budi Utomo hanya memajukan satu kelompok saja….

Kritik terhadap dijadikannya BO sebagai landasan kebangkitan nasional tak hanya datang dari umat Islam. Peneliti Robert van Niels juga mengatakan, “Tanggal berdirinya Budi Utomo sering disebut sebagai Hari Pergerakan Nasional atau Kebangkitan Nasional. Keduanya keliru, karena Budi Utomo hanya memajukan satu kelompok saja. Sedangkan kebangkitan Indonesia sudah dari dulu terjadi…Orang-orang Budi Utomo sangat erat dengan cara berpikir barat. Bagi dunia luar, organisasi Budi Utomo menunjukan wajah barat. ” (Robert van Niels, Munculnya Elit Modern Indonesia, hal. 82-83).

Tulisan ini adalah ikhtiar untuk mengungkap sejarah dengan fakta-fakta yang terang dan apa adanya. Fakta-fakta sejarah ini, mungkin pada masa lalu tertutup selubung kekuasaan yang mempunyai kepentingan untuk memutus mata rantai peran umat Islam dalam pentas nasional di negeri ini. Upaya memarginalkan peran umat Islam dalam kiprah pergerakan nasional berujung pada “de-islamisasi fakta sejarah”. Ironisnya, sampai hari ini umat Islam masih memahami sejarah dalam kaca mata buram penguasa! [voa-islam.com]

Language Acquisition



Language acquisition is the process by which humans acquire the capacity to perceive and comprehend language, as well as to produce and use words to communicate. The capacity to successfully use language requires one to pick up a range of tools including syntax, phonetics, and an extensive vocabulary. This language might be vocalized as with speech or manual as in sign. Language acquisition usually refers to first language acquisition, which studies infants' acquisition of their native language. This is distinguished from second language acquisition, which deals with the acquisition (in both children and adults) of additional languages.
2 General approaches
2.1 Social interactionism
Social interactionist theory consists of a number of hypotheses on language acquisition. These hypotheses deal with written, spoken, or visual social tools which consist of complex systems of symbols and rules on language acquisition and development. The compromise between “nature” and “nurture” is the “interactionist” approach. In addition, for years psychologists and researchers have been asking the same question: what are the language behaviors that nature provides innately and what are those behaviors that are realized by environmental exposure, which is nurture.
2.2 Relational frame theory
The relational frame theory (Hayes, Barnes-Holmes, Roche, 2001), provides a wholly selectionist/learning account of the origin and development of language competence and complexity. Based upon the principles of Skinnerian behaviorism, RFT posits that children acquire language purely through interacting with the environment. RFT theorists introduced the concept of functional contextualism in language learning, which emphasizes the importance of predicting and influencing psychological events, such as thoughts, feelings, and behaviors, by focusing on manipulable variables in their context. RFT distinguishes itself from Skinner's work by identifying and defining a particular type of operant conditioning known as derived relational responding, a learning process that to date appears to occur only in humans possessing a capacity for language. Empirical studies supporting the predictions of RFT suggest that children learn language via a system of inherent reinforcements, challenging the view that language acquisition is based upon innate, language-specific cognitive capacities.

2.3 Emergentism
Emergentist theories, such as MacWhinney's competition model, posit that language acquisition is a cognitive process that emerges from the interaction of biological pressures and the environment. According to these theories, neither nature nor nurture alone is sufficient to trigger language learning; both of these influences must work together in order to allow children to acquire a language. The proponents of these theories argue that general cognitive processes subserve language acquisition and that the end result of these processes is language-specific phenomena, such as word learning and grammar acquisition. The findings of many empirical studies support the predictions of these theories, suggesting that language
4 Representation of language acquisition in the brain
Recent advances in functional neuroimaging technology have allowed for a better understanding of how language acquisition is manifested physically in the brain. Language acquisition almost always occurs in children during a period of rapid increase in brain volume. At this point in development, a child has much more neural connections than he or she will have as an adult, allowing for the child to be more able to learn new things than he or she would be as an adult.
4.1 The Sensitive Period
This critical period is usually never missed by cognitively normal children- humans are so well prepared to learn language that it becomes almost impossible not to. Researchers are unable to experimentally test the effects of the sensitive period of development on language acquisition because it would be unethical to deprive children of language until this period is over. However, case studies on abused, language deprived children show that they were extremely limited in their language skills even after instruction.
5 Vocabulary acquisition
The capacity to acquire the ability to incorporate the pronunciation of new words depends upon the capacity to engage in speech repetition. Children with reduced abilities to repeat nonwords (a marker of speech repetition abilities) show a slower rate of vocabulary expansion than children for whom this is easy. It has been proposed that the elementary units of speech has been selected to enhance the ease with which sound and visual input can be mapped into motor vocalization. Several computational models of vocabulary acquisition have been proposed so far.
6 Meaning
Children learn on average 10 to 15 new word meanings each day, but only one of these words can be accounted for by direct instruction. The other nine to 14 word meanings need to be picked up in some other way. It has been proposed that children acquire these meanings with the use of processes modeled by latent semantic analysis; that is, when they meet an unfamiliar word, children can use information in its context to correctly guess its rough area of meaning.[48]
7 Neurocognitive research
According to several linguists, neurocognitive research has confirmed many standards of language learning, such as: "learning engages the entire person (cognitive, affective, and psychomotor dominas), the human brain seeks patterns in its searching for meaning, emotions affect all aspects of learning, retention and recall, past experience always affects new learning, the brain's working memory has a limited capacity, lecture usually results in the lowest degree of retention, rehearsal is essential for retention, practice [alone] does not maen.

Renungan Pagi

ya Allah, hanya kpd_Mu aq mngaduKan lemahnya kekuatanku, dan sdikity upayaku, serta tdk berdayanya aq manghadpi mns.Ya Arhamar-Rahimin, Engkau adalh Rabbnya org2 yg lemah n juga Rabbku.kpd siapa aku akan mengadu, apakh kpd se2org yg sngat jauh yg mnerimaku dg muka masam, ataukah kpd musuh yg menguasai urusanku??
Jika sj kemurkaan-Mu tdk akan mnimpaku,tentu aku tdk peduli.akan ttp, ampunan-Mu lbh luas untukku.aku brlindung dg Nur wajah-Mu yg mnyinari kgelapan n mmperbaiki urusan dunia n akhirat, dr kemarahan-Mu yg akan menimpaku atau kemurkaan-Mu yg akan melanda.
Kuserahkan kpd-Mu slruh ksulitanku hingga Engkau ridha, tdk ada daya n kekuatan kecuali dari-Mu

AIDS


              Peringatan Hari AIDS sedunia pada tanggal 1 Desember merupakan momentum rutin yang digawangi UNAIDS untuk mempopulerkan program global penanggulangan HIV AIDS.  Dengan dalih untuk mengatasi laju epidemi HIV AIDS yang telah mengancam nyawa manusia, UNAIDS menyeru Negara- Negara anggota untuk melaksanakan program penanggulangan HIV AIDS AIDS melalui kondomisasi 100%, dan harm reduction yang meliputi  substitusi metadon (narkoba turunan heroin), pembagian jarum suntik steril serta hidup sehat dengan ODHA.  Sangatlah jelas program penanggulangan tersebut lahir dari paradigma liberal yang mengandung racun berbahaya, karena telah membiarkan serta memfasilitasi seks bebas dan penyalahgunaan narkoba. Sehingga wajar jika pengidap HIV/AIDS semakin meningkat dan merajalela.  Seperti yang disebutkan oleh kementrian Kesehatan RI berdasarkan laporan situasi perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia triwulan II tahun 2011 bahwa kasus AIDS dari April sampai Juni 2011 jumlah kasus AIDS baru yang dilaporkan adalah 2001 kasus dari 59 Kabupaten /kota di 19 Provinsi..  Bahkan saat ini, Indonesia terkatogi Negara dengan laju penyebaran HIV/AIDS tertinggi di Asia.
  Tahun 2011 ini tema yang di angkat adalah “Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari HIV /AIDS”.  Propaganda program global penanggulangan HIV AIDS ini telah dikemas sedemikan rupa dibalik topeng Hak Asasi Manusia. Atas nama hak asasi manusia, masyarakat digiring seluas-luasnya untuk mensukseskan program tersebut, padahal hakikatnya akan menumbuhsuburkan  liberalisasi seks, melegalisasi penyalahgunaan narkoba dan memperluas penyebaran HIV AIDS terhadap orang sehat.  Hal ini tentunya menjadikan masa depan generasi ada dalam ancaman besar akibat semakin merajalelanya HIV AIDS dan liberalisasi seks. Lebih dari itu, dibalik meralalelanya HIV AIDS ada dugaan kuat akan ancaman genosida, hal ini berdasarkan tingginya tingkat kematian yang diakibatkan oleh HIV AIDS.
Sudah saatnya ummat memahami dengan terang, bahwa tidak ada kebaikan sedikitpun dari sistem sekularisme liberalisme yang mengatasnamakan HAM dalam menanggulangi HIV AIDS, bahkan dibalik semua itu semakin menjerumuskan ummat ke dalam jurang kehinaan dan kemusnahan. 
Oleh karena itu, diperlukan segera upaya pencerdasan terhadap ummat untuk menyelamatkan generasi dari bahaya merajalelanya HIV AIDS dan liberalisasi seks serta ancaman genosida. 

Jasad Ariel Sharon Tak Diterima Bumi



Jasad Ariel Sharon Membusuk Tak Diterima Bumi

Kenapa kita perlu benci terhadap kelakuan Sharon laknatullah?

1. Bayangkan sharon mengambil seorang bayi daripada ibunya dan dilempar bayi itu ke dinding.

2. Bayangkan seorang gadis berusia 10 tahun yang dirogol dengan kejam dan akhirnya matanya telah diambil.

3. Bayangkan sekumpulan keluarga, disuruh beratur depan rumah, dan ditembak.

4. Bayangkan wanita hamil, dirogol, dengan kaki terbuka luas, dan akhirnya perut wanita dihiris, meninggalkan perempuan ini ke dalam kematian berdarah bersama kandungannya.

Dan semua mangsa itu adalah umat Islam Palestin yg ditindas Ariel Sharon.

Lihatlah betapa zalimnya yahudi syaitoon...!!

( Sumber: Mencari Keredhaan Illahi)

Jasad Ariel Sharon Membusuk Tak Diterima Bumi

Siapa tak kenal dengan salah seorang pemimpin durjana dunia Israel yang satu ketika dulu semasa pemerintahannya melakukan banyak kerusakan dan kezaliman ke atas bumi Allah Palestin. Pembunuhan, penyembelihan, penindasan dan bermacam macam lagi kekejaman tentera Israel Laknatullah dibawah arahan beliau. Dan sekarang, Ariel Sharon menerima akibatnya. Petunjuk dari Allah tentang kekuasaanya yang tidak boleh ditandingi siapapun. Ariel Sharon kini umpama mayat hidup atau “Mumi hidup” yang bernyawa tetapi “mati”

Tubuh Sharon Membusuk Sedangkan Ia Masih Hidup

Diberitakan bahawa para doktor di Hospital Hadasa telah memasukkan Ariel Sharon (Bekas PM Israel yang Yahudi)ke ruang operasi untuk dilakukan pembedahan. Ia memiliki luka membusuk dan tidak sadarkan diri selama beberapa minggu.

Operasi tersebut dilakukan untuk menyambung bahagian-bahagian ususnya yang telah membusuk dan telah menyebar ke bahagian tubuh lain.
Demikianlah kita saksikan keadaan musuh Allah Subhanahu Wata’ala dan musuh islam yang gemar menumpahkan darah.

Penyumbatan yang terjadi di otaknya menyebabkan kerusakan di sekujur tubuh.

Ini sebagai akibat penindasannya terhadap umat Muhammad Shalallahu alaihi wassalam yang berlangsung terus menerus siang dan malam. Akhirnya ia menderita kelumpuhan di seluruh tubuhnya dan tidak bisa menggerakkannya walaupun hanya menggerakkan mata. Dialah yang memimpin para tentara untuk menyerang Sinai dan Lebanon . ia juga yang menyembelih para tawanan Mesir. Saat ini ia tidak sadar sama sekali dan tidak mengetahui sekelilingnya.

Akhirnya Allah Subhanahu Wata’ala memperlihatkan kepada kita keadaan thaghut yang suka menumpahkan darah ini dengan ayat-ayat Allah Subhanahu Wata’ala yang agung, yaitu membusuknya jasad sedangkan ia masih hidup.

Demikianlah, mereka (para doktor) akan mengamputasi anggota tubuhnya satu demi satu hingga terakhir sedangkan ia masih hidup.

Benarlah firman Allah SubhanahuWata’ala :”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu benar “(Fushilat:53)

Dia telah koma selama 4 tahun dan doktor doktor mengatakan dia akan terus koma sehingga umur 90 tahun dan tidak mati. Begitulah siksa dunia yang Allah tunjukkan . Belum lagi siksa akhirat. Dan dikatakan berat Ariel Sharon semakin menyusut dan dikatakan berat sekarang cuma kira kira 15 Kilogram. Jika benar, maka ia satu siksaan yang nyata dan pedih didunia.

**SubhanAllah, semoga kita dijauhkan dari perkara perkara sebegini. Mungkin karena terlalu banyak kekejaman dan kejahatann yang dibuat, hingga dia menerima balasan dari Allah Ta'ala**

(Sumber:http://jarigoyang.blogspot.com/2012/01/jasad-ariel-sharon-membusuk-tak.html dengan diedit sedikit bahasanya)

JAMPERSAL, Mau Melahirkan Malah Susah


Bidan dan rumah sakit enggan melayani pasien ini karena justru proses pencaian dananya rumit.

Pemerintah menggelotorkan dana sebesar Rp 1 triliyun untuk program Jaminan Persalinan (Jampersal) di tahun 2011. Tahun depan pemerintah juga akan menggelontorkan dana untuk kesehatan termasuk biaya persalinan sebesar Rp 1,5 triliyun. Kementerian kesehatan juga menaikan jasa layanan yang sebelumnya Rp 420 ribu kini menjadi Rp 570 ribu per pasien. “Kita sengaja menaikan tarif bidan agar mau melayani pasien jampersal. Selain itu, Kemenkes lewat Dikes akan mempermudah persyaratan klaim setiap penanganan pasien jampersal,” tambah Menkes dalam rapat kerja dengan komisi IX DPR RI, senin (12/11) di Gedung DPR Senayan Jakarta
Program ini bertujuan mempercepat pencapaian pembangunan kesehatan nasional secara Millenium Development Goals (MDGs), serta dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan. Namun, program yang mestinya untuk menjamin ibu hamil ini, dalam pelaksanaannya berbeda dengan yang diprogramkan. Endang berdalih tidak maksimalnya program ini karena kurangnya informasi ke masyarakat tentang produk tersebut.
SETENGAH HATI
            Faktanya salah satu pasien Jampersal yang diungkapkan oleh Arif Witanto Kordinator LSM Dewan Kesehatan Masyarakat (DKR) mengatakan bahwa “Nur Islamiyah, seorang warga miskin pengguna Jampersal warga Blitar ditolak petugas rumah sakit umum ngudi waluyo, Blitar. Ngudi ditolak dengan alas an tidak ada dokter jaga. Pasien dirujuk ke rumah sakit swasta Aminah, Blitar  dan syaratnya harus diubah dari pasien Jampersal menjadi pasien umum.
Bukan hanya Nur, masih banyak lagi ibu-ibu hamil dengan kondisi keluarga terbelit kemiskinan menjadi permainan Jampersal dan menimbulkan masalah baru. Banyak ibu-ibu hamil mendapatkan pelayanan persalinan tidak manusiawi.
Banyak bidan tidak mau menangani pasien Jampersal. Bukan masalah uang tak terlalu besar, tapi masalah administratif yang rumit, belum lagi masalah resiko yang cukup besar. Makanya banyak bidan yang merujuk pada rumah sakit lain atau mau dilayani sebagai pesien umum.
Penangan pasien miskin ini akhirnya menimbulkan banyak keterlambatan. Dampaknya bukan pasien yang terlayani tetapi terlunta-lunta. Iffah Ainur Rochman Jubir Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menilai Jampersal adalah kebijakan setengah hati pemerintah dalam pelayanan publik. “Target penurunan Angka Kematian Ibu tak lebih hanya lips service untuk mencapai target MDGs 2015, tanpa benar-benar menghilangkan faktor-faktor penyebab tingginya AKI.”jelasnya. Iffah mengingatkan bahwa hendaklah  pemerintah memberi pelayan persalinan yang layak dan bermatabat. Negara mampu melakukan ini dengan menyediakan dana mencukupi jika menjadikan tanggungjawab sebagai paradigma bukan menjadikan kesehatan sebagai jasa perdagangan oleh kapital.

Teruntuk Saudariku Seperjuangan...

Bismillahirrahmanirrahiim...
Assalamu’alaikum wr wb
Menjadi seorang pejuang di jalan ini butuh yang namanya interaksi sesama manusia (hablum minannas), namun yang juga harus dicermati dengan baik adalah interaksi dengan Allah (hablum minallah). Kita harus dekat kepada Allah (taqorubbillah). Karena insyaAllah kedekatan kita dengan Allah akan memudahkan kita dalam berinteraksi dengan semua makhluk-Nya.
Begitu banyak efek positif yang akan terasa dengan mendekatkan diri kepada Allah, insyaAllah hati menjadi tenang, niat terus terbarui untuk ikhlas, semangat tak pernah pudar, cobaan yang berat tak membuat putus asa, dan akan senantiasa tawakkal, sabar dan syukur selalu terpatri.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” QS Al-Maidah:35).
Kedekatan kita dengan Allah akan berbanding lurus dengan kesuksesan kita di jalan ini, jalan yang balasannya sangat mahal.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah. lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. “(QS.At-Taubah:111)
Dan sebaliknya, semakin jauh kita kepada Allah, maka kegagalan lah yang akan mendekat. naudzubillah mindzaliq.
Maka saudariku, marilah kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan QL kita, dengan Dzikir kita, dengan Shalat di awal waktu, dengan shalat-shalat sunnah kita, dengan tilawah dan tadabbur al-qur’an, dengan do’a-do’a kita, dengan ibadah-ibadah kita lainnya.
Dalam sebuah Hadist Qudsi Allah menyatakan :
“Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya satu hasta. Jika dia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat kepadanya satu depa. Jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari.”(HR.Muslim)
Subhanallah, apalagi yang membuat kita enggan mendekat kepada-Nya, membuat kita ragu untuk terus bergerak dan menapaki jalan ini.
Dimana tiap tarikan nafas kita bernilai ibadah, tiap langkah kita meniti surga-Nya, dan setiap aktivitas kita adalah ikhtiar untuk memperoleh ridho-Nya.
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”(QS.Al-An’am:162)
Akhirul kalaam, Ya Allah Kokohkan ikatan ukhuwah diantara kami ini agar dapat kami jumpai wajah-Mu bersama-sama kelak di Surga Firdaus nanti. Aamiin.