Tantangan yang harus dihadapi oleh para pemuda muslim di zaman yang
penuh dengan kemaksiatan serta tak mengenal rasa malu, adalah tantangan krisis
moral (dekadensi moral) serta kerusakan sosial. Seringkali terpaksa harus
melepaskan diri dari ikatan nilai-nilai kepatutan dan membebaskan diri dari
budi pekerti yang terpuji dan mulia, serta memerdekakan diri dari aturan-aturan
Islam yang seharusnya menjjadi aturan dalam hidupnya, lalu setelah itu ia
terjerumus ke dalam kubangan lumpur nafsu dan syahwat tanpa ada benteng
pencegah berupa agama ataupun kendali berupa nurani sama sekali. Tentu saja
perbuatan hina itu mencampakkan kemuliaannya, melarutkan kepribadiannya, dan
menghancurkan eksistensinya.
Tantangan yang dihadapi oleh generasi Islam hari ini sangat banyak
dan beraneka ragam, diantaranya ada yang datang dari diri sendiri, ada yang
berasal dari pengaruh asing, adapula yang datang melalui media massa dan ada
pula yang bersumber dari peraturan yang bathil.
Tantangan Diri Sendiri adalah tantangan yang lebih berat dan lebih
dahsyat dari segala macam tantangan. Para pemuda yang sedang dilanda kelemahan
iman, akan berani melakukan dosa dan kesalahan serta penyimpangan moral. Solusi
praktis untuk membebaskan diri dari tantangan itu semua adalah dengan
mengokohkan akidah dalam diri, mengisi waktu-waktu luang dengan hal-hal yang
bermanfaat bagi kehidupan, bergaul dengan orang-orang bertakwa dan beriman.
Tantangan Pengaruh Asing semua rencana-rencana yang dirancang oleh
musuh-musuh Islam untuk merusak masyarakat Islam agar secara bertahap
terjerumus dalam dalam kehidupan tak bermoral dan tak akan menuju pada
kebangkitan.
Rencana Kaum
Yahudi dan Masoni
Dalam
protokolnya, kaum Yahudi berkata, "Kita harus bekerja merusak akhlak
manusia di setiap tempat, sehingga mereka mudah kita kuasai. Sesungguhnya
Sigmund Freud adalah orang kita.” Karena itu lah orang-orang Yahudi mengambil
pikiran-pikiran Sigmund Freud untuk memalingkan para pemuda agar cita-cita
tertingginya adalah bagaiamana memuaskan syahwat dan menikmati kehidupan yang
bebas dan serba boleh.
Rencana Kaum
Kolonialis dan Salibi
Salah seorang
tokoh kolonialis berkata, "Cawan minuman dan wanita dapat membuat
kerusakan lebih besar pada umat Muhammad dari pada kerusakan yang ditimbulkan
oleh 1000 mortir, serta dapat menenggelamkannya dalam lauatan cinta terhadap
materi dan syahwat"
Rencana Kaum
Komonis dan Paham Materialisme
·
Memalingkan
perhatian kaum muslimin dari akidah Uluhiyah dengan pentas-pentas hiburan.
·
Memalingkan
generasi Islam dari keislamannya dengan cerita-cerita, surat-surat kabar, dan
majalah-majalah.
Tantangan media massa jika digunakan untuk tujuan negatif, maka ia
dapat menjadi sarana paling hebat dan ampuh dalam merusak masyarakat,
melarutkan kaum muda, melemahkan putra-putri umat, melepaskan kaum wanita dari
tatanan moral dan agama, Hal itu karena media massa berinteraksi langsung
dengan jutaan orang melalui program-program, pesan-pesan, dan kata-katanya,
mayoritas dari jutaan orang tadi adalah kuam awam dan polos, yang memiliki
unsur kebaikan dan hawa nafsu. Mereka akan terpengaruh oleh kata-kata yang dibaca,
atau didengar, atau dilihat di dalamnya.
Tidak lepas dari semua tantangan diatas, yang menjadi tantangan
utama adalah tidak diterapkannya peraturan dari Rabb pencipta manusia. Peraturan
yang tegas dalam mengatur segala aspek kehidupan yang sesuai dengan fitrahnya
manusia.
Solusi untuk menghadapi itu semua adalah hendaknya kaum muslimin di
semua tempat mengambil posisi mereka di negeri-negeri mereka dan melaksanakan
tanggung jawab mereka dalam melakukan perbaikan dan perubahan di tengah-tengah
masyarakat mereka, dalam rangka menghadapi tantangan-tantangan yang melanda
umat mereka dengan keteguhan iman, semangat patriotisme, rencana dakwah,
beriltizam pada jama'ah dan tanggung jawab perbaikan. Sungguh jika mereka
melakukan hal itu, Allah akan selalu bersama mereka dan tidak akan
sekali-sekali meninggalkan mereka. Allah berfirman, "Hai orang-orang
beriman, jika kalian menolong agama Allah niscaya Dia akan menolong kalian dan
meneguhkan kedudukan kalian," (Muhammad: 7).
0 komentar:
Posting Komentar